MEMBAHAS MENGENAI ENKRIPSI
ENKRIPSI
Enkripsi sesungguhnya
merupakan bentuk modern dari kriptografi. Teknologi ini memungkinkan pengguna
bisa menyembunyikan informasi dari pihak lain. Cara kerja teknologi enkripsi memang tergolong rumit. Data-data sebelum dienkripsi
disebut data mentah yang disebut plain text. Setelah dienkripsi dengan
mempergunakan algoritma serta kunci enkripsi maka akan menghasilkan data dalam
format yang berbeda dari sebelumnya, yakni dalam format ciphertext. Ciphertext
hanya bisa dilihat dalam bentuk asli apabila telah didekripsi menggunakan kunci
yang benar.
Enkripsi
merupakan konversi data elektronik ke format lain yang disebut sebagai
ciphertext. Teknologi ini melindungi informasi agar tidak bisa dimengerti oleh
orang lain, kecuali oleh pihak-pihak yang berrwenang. Enkripsi merupakan salah
satu metode terbaik untuk mengamankan data atau informasi dari peretasan oleh
pihak lain.
Produsen smartphone
seperti Apple, Blackberry, Samsung telah menyertakan fitur enkripsi dalam
perangkatnya. Dan beberapa aplikasi komunikasi seperti Telegram, Whatsapp, dan
Line juga telah memanfaatkan cara kerja teknologi enkripsi.
A. Sejarah Enkripsi
Sebelum membahas mengenai cara kerja
teknologi enkripsi, Anda harus tahu mengenai sejarah enkripsi.
Enkripsi berasal dari bahasa Yunani, yakni kryptos yang artinya rahasia atau
tersembunyi. Enkripsi terinspirasi dari kriptografi yang digunakan oleh
orang-orang Yunani. Mereka menggunakan kriptografi dengan menyembunyikan
kalimat asli agar tidak diketahui oleh musuh.
Penggunaannya masih sangat sederhana, yakni dengan srytale (bahasa sandi zaman Yunani kuno) sebagai alat dalam membuat kunci jawaban (transposisi cipher) yang digunakan untuk memecahkan kode pesan yang dienkripsi. Scytale merupakan silinder sebagai alat pembungkus perkamen.
Gambar. Sejarah
Enkripsi
Saat berkomunikasi menggunakan
silinder, maka perkamen akan menyajikan pesan yang dibaca dari kiri ke kanan.
Dan saat perkamen dibuka, gulungan akan muncul seperti lembaran yang panjang
dan tipis yang terdiri dari angka dan huruf secara acak. Serupa dengan bangsa
Yunani, bangsa Romawi juga menggunakan teknologi enkripsi kuno yang disebut
“cipher Caesar”, yakni sistem mengganti surat untuk surat yang lain. Cara
kerjanya adalah dengan menggeser tiap-tiap huruf alfabeth ke kiri atau ke kanan
menurut angka dan posisinya.
B. Bagaimana Cara Kerja Teknologi
Enkripsi?
Sebelum dienkripsi, data-data mentah
disebut plain text. Data tersebut dienkripsi mempergunakan algoritma enkripsi
serta kunci enkripsi. Anda perlu tahu bahwa algoritma enkripsi terdiri dari dua
jenis, yakni simetris dan asimetris. Algoritma simetris mempergunakan kunci
rahasia dalam melakukan enkripsi serta deskripsi pesan atau file.
Metode yang dipergunakan dalam
algoritma simetris sebagian besar adalah AES yang berfungsi untuk melindungi
data-data rahasia milik pemerintah. Algoritma simetris lebih cepat dibandingkan
algoritma asimetris, tetapi pengirim harus bertukar kunci ketika mengenkripsi
data dengan pihak penerima sebelum membukanya.
Gambar. Cara Kerja Teknologi
Enkripsi
Ketika pengirim menaruh pesan
rahasia dalam kotak lalu menguncinya dengan gembok maka ia memiliki kunci
tersebut. Ketika ia mengirimkan kotak ke penerima melalui surat biasa
maka penerma mempunyai kunci duplikat yang sama dengan pengirim untuk membuka
kotak dan membaca pesan, sehingga penerima dapat menggunakan gembok yang
sama untuk membalas pesan rahasia.
Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa kunci pada
algoritma simetris bisa dibagikan pada strean cipher serta block cipher. Strean
cipher mengenkripsi pesan tiap satu persatu bit, sedangkan block cipher
mengenkripsi sekitar 64bit dalam satu bagian.
Algoritma asimetris mempergunakan dua kunci yang tidak sama,
tetapi masih saling terkait secara matematis, yakni kunci untuk pribadi dan
kunci untuk publik. Kunci pribadi bersifat rahasia, sedangkan kunci publik bisa
dibagi pada semua orang.
Pengirim meminta penerima untuk mengirim gembok yang terbuka
melalui surat biasa, sehingga kunci tidak dibagikan. Saat pengirim menerimanya,
pengirim akan menggunakannya untuk mengunci kotak yang terdapat pesan lalu
mengirimkan kotak bersama gembok yang terkunci pada penerima. Penerima akan
membuka kotak menggunakan kunci yang ia miliki selanjutnya membaca pesan dari
pengirim.
Selanjutnya, ketika akan membalas, penerima harus meminta
pengirim untuk melakukan hal yang serupa. Keuntungan dari algoritma asimetris
ini adalah antara pengirim dan penerima tidak berbagi kunci sehingga dapat
mencegah gangguan dari pihak ketiga yang bisa mematai-matai pesan atau menyalin
kunci.
Demikian sekilas penjelasan mengenai cara kerja teknologi
enkripsi. Selain digunakan pada smartphone serta beberapa aplikasi seperti
Whatsapp, Line, serta Telegram, enkripsi juga umum digunakan pada bidang
Web untuk menjaga keamanannya.
C.
Enkripsi
Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah
satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin
kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan
perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak
bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau
chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu table atau kamus yang telah
didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi atau yang merupakan bagian
dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper menggunakan suatu algoritma yang
dapat mengkodekan semua aliran data (stream) bit dari sebuah pesan menjadi
cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible). Karena teknik cipher
merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi, maka teknik ini
digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network. Pada bagian selanjutnya
kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam
sistem sekuriti dari sistem komputer dan network.
D.
Enkripsi
Konvensional.
Proses
enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi
-> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
|———————-Kunci (Key) ——————–|
User A | | User B
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Informasi asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain
teks, yang kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi
yang tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses
enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya merupakan
suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma. Algoritma enkripsi akan
menghasilkan hasil yang berbeda tergantung pada kunci yang digunakan. Mengubah
kunci dari enkripsi akan mengubah output dari algortima enkripsi. Sekali cipher
teks telah dihasilkan, kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima
selanjutnya cipher teks yang diterima diubah kembali ke plain teks dengan
algoritma dan dan kunci yang sama.
Keamanan
dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa faktor. Pertama algoritma
enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi
cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan
dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya
bukan algoritmanya. Yaitu dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk
mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang
algoritma diskripsi / enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga
kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Manfaat
dari konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara
luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya
dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam
bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan
disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi
konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Model
enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data
encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada
tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56
bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu
urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci
yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi.
E.
Enkripsi
Public-Key
Salah
satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi konvensional adalah perlunya
untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara yang
tepat telah diketemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan suatu model
enkripsi yang secara mengejutkan tidak memerlukan sebuah kunci untuk
didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks -> Algoritma Enkripsi
-> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
Private Key B —-|
|———————-Kunci (Key) ——————–|
User A | | User B
Private Key B —-|
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Algoritma
tersebut seperti yang digambarkan pada gambar diatas. Untuk enkripsi
konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi dan dekripsi adalah
sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah
dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk
enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi
adalah mungkin untuk menciptakan suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang
algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci
dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan dapat dilakukan :
1.
Masing
– masing dari sistem dalam network akan menciptakan sepasang kunci yang
digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari informasi yang diterima.
2.
Masing
– masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan
memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai
kunci pribadi ( private key ).
3.
Jika
A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya dengan kunci
publik dari B.
4.
Ketika
B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan kunci privatenya untuk
mendeskripsi pesan dari A.
Seperti kita lihat, public-key memecahkan masalah
pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan.
Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik ( public key ) dan kunci
pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu
untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing – masing private key
dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem
mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang lama.
Yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika dibandingkan
dengan metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma
yang lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware,
metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih rendah.
REFRENSI:
Komentar
Posting Komentar