Budaya Kongkow
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Globalisasi adalah sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antar manusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Peningkatan keterkaitan globalisasi
terhadap nilai – nilai nasionalisme akan mampu meningkatkan semangat masyarakat
atau manusia dalam semangat berkebangsaan. Pada masa kini, perkembangan
globalisasi akan mampu mempengaruhi semua nilai – nilai yang ada. Hingga akan
ada pengaruh yang timbul dari globalisasi ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Globalisasi di jaman sekarang
2. Budaya kongkow
3. Pengaruh globalisasi terhadap
nilai-nilai nasionalisme
1.3 TUJUAN
Maksud dan tujuan membahas menganai
budaya kongko/kongkow yang sedang asiknya di ikuti oleh banyak remaja di Indonesia
mungkin saja bukan hanya remaja yang menikmati “kongkow” tersebut namun banyak
dari berbagai umur yang menikmati kongko tersebut. Di sini saya hanya ingin
membahas arti dari kata kongkwo tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GLOBALISASI
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang
mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah
suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam
interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit
dan waktu makin dipersingkat dalam
interaksi dan komunikasi pada skala dunia.
2.2
BUDAYA KONGKOW
Tradisi
lisan dalam masyarakat perkotaan merupakan kegiatan bertutur baik dalam acara
khusus, seperti acara hiburan maupun umum, seperti dalam kegiatan sehari-hari. Di
masyarakat modern bertutur secara lisan terus bertahan dan dipertahankan. Hal ini
terbukti dengan masih banyak dipentaskan dalam bentuk pertunjukkan, parody dan
dagelan yang pada dasarnya bersifat lisan.
Bahkan di media elektronik bila kita lihat dan dengar seperti TV dan radio memanfaatkan kembali aspek kelisanan sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan hiburannya. Betutur secara lisan memerlukan komunikasi langsung yang sifatnya spontan, ekpresif, variatif, improvisatif, dan dapat berada dimana saja, kapan saja dilakukan, serta dapat ditutur dan didengar oleh siapa saja.
“kongkow” sebenarnya bentuk lama dari
kata “ngerumpi” yang berasal dari bahasa anak-anak remaja sekarang ini. Kata “kongkow”
berasal dari bahasa cina-betawi yang kemudian menjadi bahasa Betawi. Kedua kata
tersebut boleh dikaitkan memiliki pengertian yang sama. Dulu kongkow identik
dengan para Babah atau para Encim yang sedang asyik ngobrol membicarakan
sesuatu topic resmi atau pun santai. Orang orang cina- betawi mempunyai
kebiasaan, sejak sore sampai menjelang malam, mereka duduk-duduk diserambi atau
dipelataran rumah sambil mengipas badannya menunggu adem. Pada waktu itulah
mereka mengobrol dengan kerabat, teman atau tetangga. Selain itu, kongkow juga
dilakukan dengan kerabat, teman, atau tetangga. Selain itu kongkow juga
dilakukan secara terututup disuatu tempat yang hanya diketahui oleh orang yang
perlu saja. Kongkow seperti itu biasanya membicarakan masalah bisnis atau
masalah kekerabatan yang penting. Dan masih banyak lagi tempat dan keadaan yang
bisa dilakukan untuk kongkow.
2.3 PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI NASIONALISME
Pengaruh positif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme :
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme :
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang
tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara
keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat
secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan
menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila
tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis
sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
Antisipasi Pengaruh Negatif
Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat
mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan
kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Budaya kongkow yang sudah ada dari
jaman dahulu memang sudah melekat di dalam masyarakat kita bahkan arti dalam
kata kongkow sudah melekat ke dalam bahasa betawi tetapi dalam era globalisasi
ini banyak sekali budaya budaya luar yang masuk ke Indonesia sehingga membuat
oara remaja lupa dengan adanya budaya Indonesia. Sebagai warga Negara Indonesia
yang baik kita harus mampu terus menjaga nilai- nilai nasinalisme demi
mempertahankan semangat kebangsaan kita terhadap bangsa Indonesia. Maka, pada
masa globalisasi sekarang, kita harus mampu menjadikan globalisasi sebagai
media atau sarana untuk meningkatkan semangat kebangsaan. Sehingga hanya akn
ada damfak positif dari globalisasi.
Komentar
Posting Komentar