MANUSIA DAN CINTA KASIH
1.
Pengertian
Cinta Kasih
Menurut kamus bahasa indonesia W.J.S Poerwa Darminta.
Cinta adalah rasa sangat
suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan, kata kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Maka, pengertian cinta
dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta kepada
sesorang. Dan, cinta kasih bisa juga diartikan sebagai perasaan suka atau
sayang kepada seseorang dan juga disertai dengan menaruh belas kasih.
Cinta bisa dibina secara
baik apabila ada 4 unsur, yaitu :
· Pengasuhan
· Tanggung jawab
· Perhatian
· pengenalan
menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga
mengemukakan pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu :
·
ketertarikan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain
kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
·
Keintiman adanya kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan
formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
·
Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan
dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan
ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
Berdasarkan “Triangular Theory of
Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :
1.
Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen
intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan
kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu
atau komitmen jangka panjang.
2.
Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen
passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang
menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen
intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3.
Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya.
Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal
hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak
dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan
yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4.
Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik
yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5.
Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang
telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang
dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat
yang berlawanan jenis.
6.
Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang
sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”),
commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya
pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7.
Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta.
Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang
berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan
cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
Non Love, adalah suatu hubungan yang
tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun
tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
2. 3 Unsur Tentang
Cinta
pengertian cinta menurut Dr sarlito
w sarwono bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu
1.keterikatan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada
uang sedikit beli hadiah untuk dia.
2.keintiman
adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti
bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan
sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
3.kemesraan
adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu
kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan
seterusnya.
Didalam
kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa
manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan yaitu tinggi, menengah dan rendah. Cinta
tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, rasulallah dan berjihad dijalan
Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adanya cinta yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
3. 3 Tingkatan
Cinta
Cinta
memegang peran yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan
dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak,
hubungan yang erat dimasyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian
pula cinta adalah pengikat yang kokoh antar manusia dengan tuhannya sehingga
manusia menyembah tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang
teguh pada syariatnya.
Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu
tinggi, menengah dan rendah.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta
kepada tuhan.
Cinta tingkat menengah adalah cinta
kepada orangtua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat.
Cinta tingkat terendah adalah cinta
yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Menurut ibnu al-arabi
Mari kita simak pendapat Ibnu
al-arabi (tokoh filosofo islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi
cinta pada 3 tingkatan, yaitu:
1.Cinta Natural. cinta ini bersifat
subjektif, kita lebih mementingkan keuntungan diri sendiri. Contohnya, kita
dapat mencintai seseorang karna dia telah menolong kita, berbuat baik pada
kita. Seperti cintanya seekor kucing pada majikannya karna telah merawatnya.
2.Cinta Supranatural. Cinta ini
brsifat objektif, tanpa pamrih. dimana kita akan mencintai seseorang dengan tulus
tanpa mengharapkan timbal balik walau masih ada muatan subjektif. Contohnya
seperti cintanya seorang ibu pada anaknya, ia rela berkorban apapun dan
bgaimanapun caranya demi kebaikan anaknya walaupun tanpa ada balasan (rasa
cinta) dari anaknya tersebut. Pada tingkat inilah kita akan mulai memahami
pepatah yang menyabutkan “CINTA TAK HARUS MEMILIKI”
3.Cinta Ilahi. Inilah kesempurnaan
dari rasa cinta. Kita tidak hanya akan mendahulukan kepentingan objek yand kita
cintai,. Lebih dari itu, ketika kita telah mencapai tingkatan ini kita tidak
akan lagi melihat diri kita sebagai sesuatu yang kita miliki, penyerahan secara
penuh, sirnanya kepentingan pribadi. Kita merasa bahwa apapun yang kita miliki
adalah milik objek yang kita cintai.
1. Cinta berbasis Shodr (lapisan
hati luar)
2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan
hati tengah)
3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati
dalam)
Mari kita simak,
1. Cinta berbasis Shodr (lapisan
hati luar)
Ciri-cirinya
adalah perasaan mudah gelisah, kecenderungan yang ada adalah untuk memiliki
bukan untuk memberi. Sifatnya jasadi atau fisik. Dan kental sekali berbau
dunia. Ingin punya ini dan ingin punya itu … tapi sering lupa mensyukuri apa
yang sudah dimiliki.
2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan
hati tengah)
Ciri-cirinya
adalah perasaan kadang gelisah tapi kadang tenang bahagia. Kadang menikmati
tapi kadang menyesali. Kadang inget Tuhan tapi kadang inget kekasih hati
ciptaan Tuhan. Perasaannya bolak-balik seperti Qolbu. Jika ia memiliki hati
yang bersih maka walaupun ia mencintai makhluk Tuhan, ia tetap paham prosedur
syariat yang harus dilewati. Sehingga ia bisa memiliki sesuatu dengan cara yang
dirahmati Tuhan.
3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati
dalam)
Inilah
cinta yang sejati, sangat dalam dan penuh sensasi yang melupakan (dunia). Ia
begitu dalam sehingga tidak mudah lepas, bahkan tidak bisa lepas. Hatinya
bergantung penuh kepada Tuhan. Ia nyaris lupa akan dunia. Dan itulah yang jadi
masalahnya. Ia terkadang lupa akan bajunya yang mungkin saja kurang pantas
dilihat. Ia tidak lagi memikirkan penilaian orang terhadapnya. Itu sebabnya ia
pun sering beristghfar karena khawatir tidak mampu mencintai Makhluk Tuhan,
sehingga ada yang terzalimi karena begitu kuat cintanya kepada Tuhan. Hatinya
tenang karena dekat kepada Tuhan, dan hatinya pun gelisah karena ingat
dosa-dosanya yang tak mampu dilihatnya. Mungkin saja ia sampai bingung apalagi
yang mau di-istighfari, padahal ia sangat menyukai istighfar dan taubat, tapi
ia begitu anti berbuat maksiat.
4. Cinta Menurut
Ajaran Agama
Ada
yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau
juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk
cinta ini biasa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Cinta diri
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan dirinya, melauli ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara
gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua
keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan
kemewahan hidup (QS, Al-Adiyat, 100:8).
Diantara
gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya uang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatanm dan berbagai
kebaikan dan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia akan bias meperoleh karunia
lagi(QS, Fushilat, 41:49)
Namun
hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan
melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta
pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
Cinta kepada sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada
orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia
pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia
tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya.
Setelah itu Allah langsung memberi pujuan kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan
menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bias
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya kepada orang
lain, dan dengan demikian akan bias merealisasikan kebaikan individu dan
masyarakat.
Cinta seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia
merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir(QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan
seksual melakukan fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan
jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuknya keluarga. Dari keluarga terbentuk
masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa
saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industry
menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas
dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang mennyertai dorongan tersebut.
Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah,
yaitu dengan perkawinan.
Cinta kebapakan
Mengingat
bahwa antara ayah dan anal-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa
modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis
seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini Nampak
jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan
dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor
penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia
setelah meninggal dunia. Ini terlihat kelas dalam do’a Nabi Zakaria As, yang
memohon pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan
mewarisi keluarga Ya’qub :
“Ia
berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalm berdo’a kepada Engkau, ya
Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang
istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seseorang yang diridhai (QS, Maryam, 19:4-6)
Cinta
kebapakan dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah Nabi Nuh As. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan rasa penuh cinta,
kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam
ditelan ombak.
Cinta kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditunjukkan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya
:
“Katakanlah
: Jika kamu(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha penyanyang” (QS, Ali
Imran, 3:31).
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang
yang cinta pada sesame manusia, hewan, semua mahluk Allah dan seluruh alam semesta.
Sebab dalam pandagannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai
manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-lerinduan spiritualnya
dan harapan kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta
kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahma bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan
sepenuh hati akan mencintai Rasullah yang telah menanggung derita dakwah Islam,
berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh
penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesaran menuju cahaya
petunjuk.
5. Bentuk-Bentuk Cinta
Eros, asal kata ini
adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah
cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya.
Eros merupakan cinta yang tumbuh dari seseorang kepada yang lain. Misalkan, Zen
suka sama gw karna gw cantik. hehe… misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N
faktor x lainnya yg berhubungan dengan fisik sehingga menimbulkan gairah sex,
seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
Storge – Storge
adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William
Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara
kita; darah lebih kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
Philia, setingkat
lebih tinggi dari eros, berhubungan kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta
antar sahabat. Menyentuh kepribadian manusia—intelektual, emosi, dan
kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg timbuh dari perhatian dan
kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita memilih teman karena
kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada kualitas pribadi dalam
mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan budaya, dan ekspresi diri
yang saling memuaskan.
6. Tentang Kasih
Sayang
Menurut
kamus umum bahasa indonesia W.J.S Purwodarmito kasih sayang diartikan dengan
perasaan sayang atau cinta kepada seseorang. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Kasih sayang ada dua bentuk yaitu,
kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang, Kasih sayang juga dasar
komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang
itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia
perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang
yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan
terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun
yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang
lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.Yang dimaksud
dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara
seorang laki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga
hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan
yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu
punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan
diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang
dikasih dan disayanginya.
Contoh-contoh tentang kasih sayang :
1.
Cinta kasih antar orang tua dan anak.
Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti
mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar
anaknya menjadi orang baik dan berguna di kemudian hari.
2.
Cinta kasih antara pria dan wanita.
Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku
baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian mawar merah, berarti ia
menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3.
Cinta kasih antara manusia.
Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa
obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya
yang sakit itu.
4.
Cinta kasih antara manusia dan Tuhan.
Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah tuhan,
dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan
penciptanya.
5.
Cinta kasih manusia terhadap lingkungan.
Apabila seseorang menciptakan taman yang indah,
memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah
gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan
bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
7. Tentang Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang
artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam.
8. Tentang Pemujaan
Pemujaan
adalah salah satu manifestasi cinta manusia terhadap tuhannya yang diwujudkan
dalam bentuk ibadah. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, makna
kehidupan yang sebenarnya, sebabnya tuhan lah yang menciptakan alam semesta.
Pemujaan
manusia sebenarnya ingin berkomunikasi dengan tuhannya. Manusia memhon ampunn
perlindungan dll kepada tuhannya.
9. Tentang Belas
Kasih
Belas kasih
(composian) adalah kebajikan satu di mana kapasitas emosional empati dan
simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri,
dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke
tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Cara-cara menumpahkan belas kasih :
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan
bergantung kepada situasi dan kondisi, seperti :
1. Ada yang memberikan uang.
2. Ada yang memberikan barang.
3. ada yang memberikan pakaian, makakanan dll.
10. Tentang Cinta
Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan
penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan
lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri
seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual.
Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya
akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja.
Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta
sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh
mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima
pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia
berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan
hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Puisi:
Suara Hati
“Menunggu”
Hanya itu ku tau dari
cinta
Cinta yang tak bisa
Diubah menjadi bab
per bab
Seperti didalam novel
Hanya bisa diubah
menjadi detik demi detik
“Menunggu”
Tanpa pernah
sepenggal kata terucap
Dari bibir manis ini
Bahwaku mencintaimu
“Menunggu”
Hanya cinta dalam
diam
Yang bisa ku lakukan
Tanpa berbicara
Bahwaku mencintaimu
“Menunggu”
Tanpa ada yang bisa
mengajarkan
Bagaimana menjadi
manusia pecinta
“Menunggu”
Dunia menjadi hitam
Ketika hati tak bisa
berucap
Bahwaku mencintaimu
“Menunggu”
Hanya sepenggal kata
Yang bisa terucap
Dari bibir manis ini
Bahwaku akan selalu
“Menunggumu dalam diam”
Refrensi:
Komentar
Posting Komentar