EKONOMI TEKNIK # (tugas pertama)



ALIRAN UANG (CASH FLOW) DAN RANGKUMANNYA

   1.    Pengertian Aliran Uang (Cash Flow)
Cash Flow berasal dari dua suku kata,  yaitu cash yang artinya uang dan flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran uang. Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Hal yang harus diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang dimiliki suatu perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.

Ø  Fungsi Cash Flow

Fungsi dari cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda. Contohnya pada periode awal nominal uang kita sebesar Rp. 100000,00. Akan tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang kita belum tentu sebesar Rp. 100000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring bertambahnya waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00 pada periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring bertambahnya waktu.

Cash flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:
   1.    Fungsi likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
   2.    Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
  3.    Fungsi capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Ø  Initial Cash Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dan lain-lain. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
Ø  Operational Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
Ø  Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan  lain:
Ø  Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
Ø  Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
Ø   Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget uang misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

   2.    Penyusunan Aliran Uang (Cash Flow) dan Perhitungannya

A.   Prosedur Penyusunan Laporan Aliran Uang

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran aliran uang, yaitu :
1.    Metode Langsung
Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
2.    Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan aliran uang dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh aliran uang dari aktivitas operasi.

Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan aliran uang bersih selama periode tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan aliran uang dari kegiatan operasi.
Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
   1.    Menentukan minimum uang
   2.     Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
   3.    Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit uang dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
  4.    Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan budget uang yang final.

Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
             1.    Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akanditerima ,jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
  1. Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan
  2. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi deficit.
B.   Rumus Untuk Perhitungan Aliran Uang
Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
  1. Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
  1. Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
Menurut lap. Akuntansi
Keterangan
Arus Kas
  1. Pendapatan
Rp. 400 juta
Kas Masuk
Rp. 400 juta
  1. Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
Kas KeluarKas Masuk
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
  1. Laba Sebelum pajak (EBT)

Rp. 100 juta
  1. Pajak 50%
Rp. 50 juta
Laba Setelah Pajak (EAT)
Rp. 50 juta
Cash flow = EAT+Penyusutan    = 50 juta + 100 juta
                                                         = 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
  1. b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
Arus kas
1
17.500.000
2
19.000.000
3
20.500.000
4
22.000.000
5
24.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
               CF1     CF2       CF3         CFN
PV   =            +           +        +….+           – OI
                        (1+i)1   (1+i)2   (1+i)3              (1+i)n
NPV=   ∑ PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
Cash Flow(2)
Interest Rate(3)
Present Value(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,833
Rp. 14.577.500
2
Rp. 19.000.000
0,694
Rp. 13.186.000
3
Rp. 20.500.000
0,579
Rp. 11.869.500
4
Rp. 22.000.000
0,482
Rp. 10.604.000
5
Rp. 24.500.000
0,402
Rp. 9.849.000
Total present valueOriginal investment
Rp. 60.086.000Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp.10.086.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
Cash Flow(2)
Intrest Rate(3)
Present Value(4)=(2)x(3)
1
Rp. 25.000.000
0,833
Rp. 20.825.000
2
Rp. 25.000.000
0,694
Rp. 17.350.000
3
Rp. 25.000.000
0,579
Rp. 14.475.000
4
Rp. 25.000.000
0,482
Rp. 12.050.000
5
Rp. 25.000.000
0,402
Rp. 10.050.000
Total present valueOriginal investment
Rp. 74.750.000Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp. 24.750.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
  1. Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
Arus kas
1
17.500.000
2
19.000.000
3
20.500.000
4
22.000.000
5
24.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,2
Rp. 3.500.000
2
Rp. 19.000.000
0,2
Rp. 3.800.000
3
Rp. 20.500.000
0,2
Rp. 4.100.000
4
Rp. 22.000.000
0,2
Rp. 4.400.000
5
Rp. 24.500.000
0,2
Rp. 4.900.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 20.700.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. -29.300.000
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,5
Rp. 8.750.000
2
Rp. 19.000.000
0,5
Rp. 9.500.000
3
Rp. 20.500.000
0,5
Rp. 10.250.000
4
Rp. 22.000.000
0,5
Rp. 11.000.000
5
Rp. 24.500.000
0,5
Rp. 12.250.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 51.750.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. 1.750.000
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)
Cash flow(2)
Nisbah Bagi Hasil(3)
Profit sharing(4)=(2)x(3)
1
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
2
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
3
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
4
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
5
Rp. 25.000.000
0,2
Rp. 5.000.000
Total ProfitJumlah Investasi
Rp. 25.000.000Rp. 50.000.000
Profit Sharing
Rp. -25.000.000
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.
Berikut ini adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang bergerak dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.
Untuk menyusun proyeksi arus kas untuk bulan January sampai dengan bulan juni, dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
  • Saldo kas awal Rp 10,000,000
  • Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
  • Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
ESTIMASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
PT. BARK CAHAYA
Periode November-Desember 1996
(dalam jutaan rupiah)
Dari asumsi penerimaan dan pemasukan yang akan didapat pada enam bulan mendatang maka dapat disusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dibawah ini :
Setelah menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, dapat terlihat bahwa pengeluaran pada bulan January lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000. untuk menutupi deficit tersebut perusahaan menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini maka untuk menjaga saldo kas minimum yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan menggunakan pinjaman dana sebesar Rp 2,000,000 dengan syarat ketentuan diatas. Untuk melihat apakah perusahaan tersebut fleksibel atau tidak maka dapat dilihat estimasi cash flow di bawah ini :
Dari estimasi tersebut, kas perusahaan menunjukan hasil yang surplus dan perusahaan dapat mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan pada akhirnya perusahaan tersebut secara financial dapat dikatakan flexible.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow
  1. Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang..
  2. Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
  3. Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
  4. Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
  5. Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank
  6. Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb

TRANSFORMASI KARAKTERISTIK ALTERNATIF PROYEK KE DALAM DIMENSI PROYEK


Pada awalnya negara-negara di dunia – ole h Bank Dunia – dikelompokkan menjadi dua, yaitu negara-negara maju (developed countries) dan negara-negara sedang berkembang (developing countries atau sering juga disebut less-developed countries). Negara-negara sedang berkembang ini sering juga disebut sebagai Negara Dunia Ketiga atau Negara Selatan.
Bank Dunia dalam World Development Report (2009) mengelompokkan negara-negara kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkat pendapatan nasional (Gross National Income = GNI) per kapitanya yaitu :
1.    Negara berpenghasilan rendah (low-income economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di bawah US $ 935.
2.    Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies) adalah kelompok dengan negara-negara dengan GNI per kapita antara US $ 936 sampai US $ 11.455. Kelompok negara berpenghasilan menengah dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu :
a.        Negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle-income economies) adalah suatu negara dengan GNI perkapita antara US $ 936 sampai US $ 3.705.
b.        Negara berpenghasilan menengah ke atas (upper-middle-income economies) adalah suatu negara dengan GNI per kapita antara US $ 3.706 sampai US $ 11.455.
3.    Negara berpenghasilan tinggi (high-income economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di atas US $ 11.456.

Todaro & Smith (2003) mengemukakan enam karakteristik umum NSB, yaitu :
1)  Standar Hidup yang Rendah
Standar hidup yang rendah tampak sangat nyata, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan per kapita yang rendah, kemiskinan yang kronis, kondisi rumah yang tidak memadai, sarana kesehatan yang masih sangat terbatas, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kematian bayi  yang tinggi, tingkat harapan hidup yang rendah, adanya perasaan tidak aman, dan rasa putus asa.

2)  Tingkat Produktifitas Rendah
Tingkat produktifitas tenaga kerjanya (output per pekerja) sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini bisa dijelaskan dengan menggunakan beberapa konsep ekonomi. Salah satunya adalah prinsip produktivitas marjinal yang semakin menurun (diminishing marginal productivity). Prinsip ini menyatakan bahwa jika ada penambahan kuantitas pada salah satu input vaiabel  (misalnya, tenaga kerja), sedangkan kuantitas input-input lainnya (modal,  tanah, dan lain-lain) diasumsikan tetap, maka suatu titik tertentu produk marjinal yang dihasilkan dari adanya tambahan input variabel tersebut akan menurun. Oleh karena itu, tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah bisa disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya input komplementer seperti modal fisik atau manajemen sumberdaya manusia yang baik.

3)  Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi
Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk suatu negara yaitu :
1.    Tingkat kelahiran kasar (crude birth rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kelahiran per 1.000 penduduk tiap tahunnya. Dan
2.    Tingkat kematian (death rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kematian per 1.000 penduduk tiap tahunnya.
Satu hal lagi yang menambah kompleksitas masalah kependudukan di NSB adalah proporsi penduduk di bawah usia 15 tahun (usia non produktif) yang cukup tinggi.

4)  Tingginya Tingkat Pengangguran
Apabila dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh NSB maasih relatif rendah. Ada dua hal yang memicu timbulnya fenomena tersebut, yaitu :
1.      Adany pengangguran terselubung (underemployment) artinya tenaga kerja yang ada bekerja di bawah kapasitas optimalnya.
2.      Adanya pengangguran terbuka (open unemployment) artinya orang-orang yang mampu dan sangat ingin bekerja namun tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka.

5)  Ketergantungan Terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer
Sektor pertanian di NSB sebagian besar tenaga kerjanya, namun konstribusi sektor tersebut terhadap GDP kecil. Ada dua kebijakan yang dapat dijalankan NSB, yaitu :
1.    Revitalisasi pertanian, mengingat sektor pertanian merupakan basis perekonomian NSB.
2.    Transformasi struktural yang dinamis yaitu suatu proses transforasi yang tidak menyebabkan adanya ketimpangan antarsektor.

6)  Dominasi Negara Maju, Ketergantungan terhadap Negara Maju, dan Vulnerabilitas dalam Hubungan-hubungan Internasional
Faktor yang menyebabkan rendahnya standar hidup, tingginya pengangguran, dan munculnya masalah ketidakmerataan pendapatan adalah karena tingginya ketimpangan, baik dibidang ekonomi maupun politik antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya.


Refrensi:




Komentar

Postingan Populer