EKONOMI TEKNIK # (tugas pertama)
ALIRAN
UANG (CASH FLOW) DAN RANGKUMANNYA
1. Pengertian Aliran Uang (Cash Flow)
Cash
Flow berasal dari dua suku kata, yaitu
cash yang artinya uang dan flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash
Flow adalah aliran uang. Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang
berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan
kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih
dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.
Menurut
PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan
dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan
dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu
(biasanya satu tahun buku).
Hal
yang harus diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang dimiliki
suatu perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan
menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.
Ø Fungsi Cash Flow
Fungsi dari cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang
yang terjadi pada berbagai waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai
nilai yang berbeda. Contohnya pada periode awal nominal uang kita sebesar Rp.
100000,00. Akan tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang kita
belum tentu sebesar Rp. 100000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun
seiring bertambahnya waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai
uang Rp. 1000000,00 pada periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik
atau turun seiring bertambahnya waktu.
Cash
flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:
1. Fungsi likuiditas yaitu dana yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu
singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang
disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada daya beli di
masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Fungsi capital growth, dana yang
diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan dengan jangka waktu
relatif panjang.
Aliran
uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
Ø Initial Cash Flow (Aliran uang awal)
merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi
misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dan lain-lain. Aliran kas
awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
Ø Operational Cash Flow (Aliran uang
operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek
seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh karena itu aliran kas
operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
Ø Terminal Cash Flow (Aliran uang
akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai
residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan
proyek.
Cash
flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan lain:
Ø Komposisi penerimaan dan pengeluaran
yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
Ø Perusahaan hanya berpusat pada
target yang mungkin kurang fleksibel.
Ø Apabila terdapat perubahan pada
situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi
estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan
terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget uang misalnya; kondisi
ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
2.
Penyusunan Aliran Uang (Cash Flow)
dan Perhitungannya
A. Prosedur Penyusunan Laporan Aliran
Uang
Dalam
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan perusahaan
terdapat dua metode untuk menyajikan laoran aliran uang, yaitu :
1. Metode Langsung
Metode
langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode
langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih
banyak untuk mengambil keputusan.
2. Metode Tidak Langsung
Penyusunan
laporan aliran uang dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih
dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh aliran uang dari
aktivitas operasi.
Kedua
metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk kegiatan operasi,
kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan aliran uang bersih selama periode
tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan aliran uang dari
kegiatan operasi.
Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow
Ada
empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum uang
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana
dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi defisit uang dan membayar kembali
pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan
penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan budget uang
yang final.
Cash flow memuat tiga bagian utama,
yang terdiri dari:
1.
Cash
in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akanditerima ,jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa
penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan
aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat,
yaitu kontinyu dan intermitan.
- Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan
- Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi deficit.
B. Rumus
Untuk Perhitungan Aliran Uang
Ada
2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
- Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika
proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
- Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika
proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh
Cash Flow
Uraian
|
Menurut
lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus
Kas
|
|
Rp.
400 juta
|
Kas
Masuk
|
Rp.
400 juta
|
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp.
200 jutaRp. 100 juta
|
Kas
KeluarKas Masuk
|
Rp.
200 jutaRp. 100 juta
|
|
Rp.
100 juta
|
||
|
Rp.
50 juta
|
||
Laba
Setelah Pajak (EAT)
|
Rp.
50 juta
|
Cash
flow =
EAT+Penyusutan = 50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning
Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning
After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi
perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan
usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya.
Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi
untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
- b. Net Present Value
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu
perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %,
perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus
kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV
= +
+
+….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV=
∑ PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash
Flow(2)
|
Interest
Rate(3)
|
Present
Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,833
|
Rp.
14.577.500
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,694
|
Rp.
13.186.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,579
|
Rp.
11.869.500
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,482
|
Rp.
10.604.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,402
|
Rp.
9.849.000
|
Total
present valueOriginal investment
|
Rp.
60.086.000Rp. 50.000.000
|
||
Net
Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan
kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena
NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5
tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow
sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu
perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan
arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5
tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash
Flow(2)
|
Intrest
Rate(3)
|
Present
Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
25.000.000
|
0,833
|
Rp.
20.825.000
|
2
|
Rp.
25.000.000
|
0,694
|
Rp.
17.350.000
|
3
|
Rp.
25.000.000
|
0,579
|
Rp.
14.475.000
|
4
|
Rp.
25.000.000
|
0,482
|
Rp.
12.050.000
|
5
|
Rp.
25.000.000
|
0,402
|
Rp.
10.050.000
|
Total
present valueOriginal investment
|
Rp.
74.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Net
Present Value
|
Rp.
24.750.000
|
Berdasarkan
kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena
NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5
tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow
sebesar Rp. 24.750.000
- Profit Sharing
Dari contoh
diatas. Disini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai
kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit
Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu
perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash
flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus
kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah
keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)
|
Cash
flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,2
|
Rp.
3.500.000
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,2
|
Rp.
3.800.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,2
|
Rp.
4.100.000
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,2
|
Rp.
4.400.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,2
|
Rp.
4.900.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
20.700.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
-29.300.000
|
Berdasarkan
analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi.
Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam
proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp.
-29.300.000
Namun, dalam
analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat
ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam
hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya,
berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana
terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
|
Cash
flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
17.500.000
|
0,5
|
Rp.
8.750.000
|
2
|
Rp.
19.000.000
|
0,5
|
Rp.
9.500.000
|
3
|
Rp.
20.500.000
|
0,5
|
Rp.
10.250.000
|
4
|
Rp.
22.000.000
|
0,5
|
Rp.
11.000.000
|
5
|
Rp.
24.500.000
|
0,5
|
Rp.
12.250.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
51.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
1.750.000
|
Berdasarkan
analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah
Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi
Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu
perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan
arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5
tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil
80:20.
Tahun(1)
|
Cash
flow(2)
|
Nisbah
Bagi Hasil(3)
|
Profit
sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
2
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
3
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
4
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
5
|
Rp.
25.000.000
|
0,2
|
Rp.
5.000.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp.
25.000.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit
Sharing
|
Rp.
-25.000.000
|
Berdasarkan
kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit
sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda
hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya
60:40,
Cash
flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi
= 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika
proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah
antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian
kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis
kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash
flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan
mengalami kerugian.
Berikut ini
adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang
bergerak dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.
Untuk menyusun
proyeksi arus kas untuk bulan January sampai dengan bulan juni, dilakukan
dengan asumsi sebagai berikut :
- Saldo kas awal Rp 10,000,000
- Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
- Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
ESTIMASI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
PT. BARK CAHAYA
Periode November-Desember
1996
(dalam jutaan
rupiah)
Dari asumsi
penerimaan dan pemasukan yang akan didapat pada enam bulan mendatang maka dapat
disusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dibawah ini :
Setelah
menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, dapat terlihat bahwa pengeluaran
pada bulan January lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan
mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000. untuk menutupi deficit tersebut
perusahaan menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank. Besarnya
pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini maka untuk menjaga saldo
kas minimum yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan menggunakan
pinjaman dana sebesar Rp 2,000,000 dengan syarat ketentuan diatas. Untuk
melihat apakah perusahaan tersebut fleksibel atau tidak maka dapat dilihat
estimasi cash flow di bawah ini :
Dari estimasi
tersebut, kas perusahaan menunjukan hasil yang surplus dan perusahaan dapat
mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan pada
akhirnya perusahaan tersebut secara financial dapat dikatakan flexible.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow
- Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang..
- Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
- Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
- Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
- Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank
- Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb
TRANSFORMASI KARAKTERISTIK
ALTERNATIF PROYEK KE DALAM DIMENSI PROYEK
Pada
awalnya negara-negara di dunia – ole h Bank Dunia – dikelompokkan menjadi dua,
yaitu negara-negara maju (developed countries) dan negara-negara sedang
berkembang (developing countries atau sering juga disebut less-developed
countries). Negara-negara sedang berkembang ini sering juga disebut sebagai
Negara Dunia Ketiga atau Negara Selatan.
Bank
Dunia dalam World Development Report (2009) mengelompokkan negara-negara
kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkat pendapatan nasional (Gross
National Income = GNI) per kapitanya yaitu :
1. Negara berpenghasilan rendah (low-income
economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di bawah US
$ 935.
2. Negara berpenghasilan menengah (middle-income
economies) adalah kelompok dengan negara-negara dengan GNI per kapita
antara US $ 936 sampai US $ 11.455. Kelompok negara berpenghasilan menengah
dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu :
a.
Negara
berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle-income economies) adalah
suatu negara dengan GNI perkapita antara US $ 936 sampai US $ 3.705.
b.
Negara
berpenghasilan menengah ke atas (upper-middle-income economies) adalah
suatu negara dengan GNI per kapita antara US $ 3.706 sampai US $ 11.455.
3. Negara berpenghasilan tinggi (high-income
economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di atas US $
11.456.
Todaro
& Smith (2003) mengemukakan enam karakteristik umum NSB, yaitu :
1) Standar Hidup yang Rendah
Standar hidup yang rendah tampak
sangat nyata, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal tersebut dapat
dilihat dari pendapatan per kapita yang rendah, kemiskinan yang kronis, kondisi
rumah yang tidak memadai, sarana kesehatan yang masih sangat terbatas, tingkat
pendidikan yang rendah, tingkat kematian bayi
yang tinggi, tingkat harapan hidup yang rendah, adanya perasaan tidak
aman, dan rasa putus asa.
2) Tingkat Produktifitas Rendah
Tingkat produktifitas tenaga
kerjanya (output per pekerja) sangat rendah dibandingkan dengan
negara-negara maju. Hal ini bisa dijelaskan dengan menggunakan beberapa konsep
ekonomi. Salah satunya adalah prinsip produktivitas marjinal yang semakin
menurun (diminishing marginal productivity). Prinsip ini menyatakan
bahwa jika ada penambahan kuantitas pada salah satu input vaiabel (misalnya, tenaga kerja), sedangkan kuantitas
input-input lainnya (modal,
tanah, dan lain-lain) diasumsikan tetap, maka suatu titik tertentu
produk marjinal yang dihasilkan dari adanya tambahan input variabel
tersebut akan menurun. Oleh karena itu, tingkat produktivitas tenaga kerja yang
rendah bisa disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya input
komplementer seperti modal fisik atau manajemen sumberdaya manusia yang baik.
3) Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan
Beban Tanggungan yang Tinggi
Ada dua faktor yang mempengaruhi
tingkat pertumbuhan penduduk suatu negara yaitu :
1. Tingkat kelahiran kasar (crude
birth rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kelahiran per 1.000 penduduk tiap
tahunnya. Dan
2. Tingkat kematian (death rate)
yang ditunjukkan oleh jumlah kematian per 1.000 penduduk tiap tahunnya.
Satu
hal lagi yang menambah kompleksitas masalah kependudukan di NSB adalah proporsi
penduduk di bawah usia 15 tahun (usia non produktif) yang cukup tinggi.
4) Tingginya Tingkat Pengangguran
Apabila dibandingkan dengan
negara-negara maju, pemanfaatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh NSB
maasih relatif rendah. Ada dua hal yang memicu timbulnya fenomena tersebut,
yaitu :
1. Adany pengangguran terselubung (underemployment)
artinya tenaga kerja yang ada bekerja di bawah kapasitas optimalnya.
2. Adanya pengangguran terbuka (open
unemployment) artinya orang-orang yang mampu dan sangat ingin bekerja namun
tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka.
5) Ketergantungan Terhadap Produksi
Pertanian dan Ekspor Produk Primer
Sektor pertanian di NSB sebagian
besar tenaga kerjanya, namun konstribusi sektor tersebut terhadap GDP kecil.
Ada dua kebijakan yang dapat dijalankan NSB, yaitu :
1. Revitalisasi pertanian, mengingat
sektor pertanian merupakan basis perekonomian NSB.
2. Transformasi struktural yang dinamis
yaitu suatu proses transforasi yang tidak menyebabkan adanya ketimpangan
antarsektor.
6) Dominasi Negara Maju, Ketergantungan
terhadap Negara Maju, dan Vulnerabilitas dalam Hubungan-hubungan Internasional
Faktor yang menyebabkan rendahnya
standar hidup, tingginya pengangguran, dan munculnya masalah ketidakmerataan
pendapatan adalah karena tingginya ketimpangan, baik dibidang ekonomi maupun
politik antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya.
Refrensi:
Komentar
Posting Komentar